Sabtu, 08 November 2014

Farewell, Thank’s for this amazing 15years

(Kiri Bawah: Naruto vol. 1 & Kanan Atas: Naruto vol. 66)

(Backsong Nobodyknows – Hero’s Come Back, Raico – Alive, Akeboshi – Wind)

Kemaren gue sedih karena manga favorit gue selesai, akhirnya gue tau gimana rasanya kehilangan bacaan yang gue suka, karena gue dulu sering ngatain temen gue yang suka baca Shaman King dan Yu Gi Oh!  yang which is udah tamat tahun 2004 :3. Sebelum tamat, hari rabu/kamis adalah hari yang paling gue tunggu tunggu karena chapter terbaru terbit hari itu. Ternyata kehilangan sesuatu yang telah terbiasa dilakukan itu rasanya gak enak, rabu/kamis depan rasanya pasti udah beda.

Gue pertama kali kenal dengan manga ini adalah karena tipu muslihat dari sahabat yang udah gue anggap adik si Nanda Mahardika, saat itu gue kelas 1 SMP dan masih suka baca Doraemon tapi karena Nobita gak naik naik kelas akhirnya gue geregetan baca dan akhirnya kenallah gue dengan manga ini, Naruto. Gue masih ingat komik Naruto yang pertama kali gue beli adalah vol. 19.

Bagi sebagian orang Naruto mungkin cuma manga manga biasa tapi buat gue enggak, I’m one of many who loved this manga so much. Tingkat kesukaan gue sudah masuk dalam level expert a.k.a tinggi, mulai dari komik, tas, tempat pensil, buku gambar, meja belajar, sprei, bantal, guling dll gue punya. Emang kayak anak kecil kalau dilihat lihat, tapi ya namanya orang suka :p

Karakter yang paling gue suka dalam manga ini adalah Naruto himself, Itachi Uciha dan Kakashi Hatake. Ini alasannya:

- Naruto Uzumaki
Gue menyukai Naruto bukan karena dia adalah tokoh center dalam manga ini, tapi karena semangatnya yang tak perna padam untuk meraih apa yang dia inginkan. Dia bukan tipikel anak pinter yang selalu dapat nilai bagus disekolah, bahkan dia tergolong dalam bodoh. Tapi seperti kata pepatah, orang yang mau berusaha akan mengalahkan orang yang pintar. Kehebatan Naruto adalah dia orang yang mau belajar, walaupun tidak bisa secepat daya tangkap teman teman lainnya. Di satu sisi, Naruto juga dikucilkan dan dibenci oleh penduduk desa, tapi dia gak perna balik membenci mereka dan pada akhirnya malah dia yang melindungi penduduk desa dari serangan Akatsuki. Sweat as revenge, dibenci kemudian dipuja. Gue juga suka Naruto karena dia sangat sayang pada teman temannya. “Many people says I will lose, but I’ll prove that they wrong” – Naruto Uzumaki

- Itachi Uciha
Gue bingung kalau mau ngejelasin tentang Itachi sebenernya, Gue suka sama dia karena kasih sayangnya yang sangat besar buat Sasuke. “When you learn to love, you learn to hate too” – Itachi Uciha

- Kakashi Hatake
Sejujurnya pertama kali baca Naruto di vol. 2 gue merasa Kakashi adalah sosok yang menyebalkan, tapi semakin kemari gue semakin suka sama sosoknya. Dia cerdas, bukan dia sangat cerdas bisa menjadi Jounin pada umur 12 tahun disaat teman teman yang lainnya masih dalam level Genin ataupun Chunin. Cuma satu kelemahannya, sombong. “Orang yang melanggar aturan adalah sampah, tapi orang yang meninggalkan temannya lebih rendah dari sampah” – Obito to Kakashi

Naruto dimata gue bukan hanya sekedar manga, komik ini udah ngajarin gue tentang persahabatan, tentang kecintaan lo dengan pada keluarga dan tanah air, tentang loyalitas, tentang gimana caranya untuk berani ambil keputusan, percaya diri, tidak mudah mengeluh sesusah apapun kerjaan yang lo lakuin, bertahan dalam tekanan dan yang paling penting untuk tidak ikut membenci orang yang benci sama lo, just give them a prove that you are worthy, sweat as revenge J

“I will always love you, whatever you have done” Itachi to Sasuke
“Aku takkan menarik kembali kata – kataku karena itulah jalan ninjaku” – Naruto
“When people get hurt, they learn to hate” – Jiraiya
“Tidak semua mimpi kita dan harapan akan terwujud sesuai dengan keinginan kita” – Orochimaru
“Selemah apapun musuhku, aku tidak akan meremehkan mereka” – Shino
“Seseorang akan menjadi kuat apabila melindungi seseorang yang dicintainya” – Haku

Dear Masashi Kishimoto, terima kasih sudah menciptakan Naruto, terima kasih untuk 15 tahun yang indah.

Kania,

Penggemar Naruto

Jumat, 25 Juli 2014

Hujan, Aku dan Kamu.

Hujan subuh ini kunikmati untuk mengenang saat pertama kita hujan hujan didepan Grand City Mall

Siang itu adalah date kita yang 2, aku bertanya padamu kita akan kemana namun kamu menjawab terserah padaku (and it's happens till now), akhirnya kamu berkata memilih taman prestasi karena tempat itu sejuk.

Hari selasapun tiba, saat melihatmu kembali dirumahku rasa canggungmu saat bertemu dengan mamaku sudah sedikit berkurang. Seperti yang sudah direncanakan kita pergi menuju taman prestasi hari itu. It was funied, feels like go back to childhood. Aku duduk di ayunan bersebelahan denganmu, kamu mengeluarkan satu buah kacang bungkus besar dan kamu berkata itu untukku dan kamu yang membuatnya, maybe it's juat a little gift but i'm happy cause you make it by yourself. Kamu menitipkan tas polomu kepadaku dab berjalan menuju pagar pembatas taman untuk membeli sebuah es cincau, saat kamu membelakangiku aku melihat punggungmu dari jauh, punggung yang sama saat aku lihat pertama kali di Pembinaan Pataga, Pacet, Oktober 2013, perbedaannya adalah saat itu aku hanya dapat melihatmu dari jauh seperti ini dan sekarang aku bisa menggenggam tanganmu dan dengan bangga mengatakan pada dunia kamu milikku.

Hari semakin sore, kita memutuskan untuk kembali berjalan jalan namun sayang, saat melintasi merr menuju kertajaya hujan mulai turun membasahi bumi, kamupun meminggirkan kendaraan ditepi trotoar, membuka jok sepeda motormu dan memberikan sebuah jas hujan abu abu yang menurutku kecil sekali namun sekarang longgar jika kupakai, setelah itu di jalan kertajaya kamu kembali menepikan motormu, kamu berkata "celanaku basah", kamu menggulung bagian bawah celana jeans levismu yang sedikit keluar dari celana jas hujan setelah selesai kamu melihatku dan bertanya "kamu gapapa? ada yang basah? mau ganti sendal biat sepatumu gak rusak?" dan aku menjawab dengan simple "aku gapapa" walaupun sebenarnya bagian bawah bajuku agak basah karena terkena hujan.

Kita berputar putar dibawah hujan sore itu sampai akhirnya kita memutuskan singgah sejenak menunggu hujan redah di Grand City Mall, kita memandangi hujan dari Lt. 5 foodcourt, kita menghabiskan waktu 3 jam disana dengan mengobrol dan melihat surabaya sore menjelang malam dengan diselimuti awan abu abu sebagai pemandangan.

Dari kaca itu terlihat hujan sudah redah, namun ternyata aku salah, gerimis kecil masih mengguyur kota ini. Kamu berkata untuk memakai jas hujan kembali, aku bersikukuh untuk tetap tidak menggunakan jas hujan karena hanya gerimis. Ditengah jalan aku berkata jika hawa Surabaya malam itu dingin, tiba tiba kamu menepikan sepeda motormu kembali, aku sudah menyiapkan muka manyun jika kamu menyuruhku turun kemudian menyuruhku juga untuk memakai jas hujan tapi aku salah, dengan cepan kamu membalikkan jaketmu sehingga resliting depanmu sekarang berada dibelakang. Kamu berkata "masukkan tanganmu dijaket, supaya tidak kedinginan".

Hari itu hujan menjadi saksi, sepasang anak manusia yang sedang kasmaran berbasah basah ria dibawahmu dan menjadi saksi bagaimana priaku yang cuek dan terlihat seperti anak anak ternyata peduli dan romantis, bukan dia bukan tipikel pria yang suka mengumbar kata kata romantis dan janji janji manis, sangat bukan dia sekali namun dia adalah pria romantisku yang dapat membuktikan dari tindakan bukan hanya omongan.

7/8314

Selasa, 24 Juni 2014

What If Love #1

"Nobody said it was easy. It's such a shame for us to part.
Nobody said it was easy .No one ever said it would be this hard.
Take me back to the start"

Lagu Coldplay - The Scientist berulang - ulang terputar dalam mp3 Marshall, ya sekarang memang dia sedang berdoa agar semuanya kembali seperti semula, kembali pada saat satu minggu yang lalu, saat dia masi bisa menggenggam tangan wanita itu, tangan yang selalu bisa menenangkan hati dan pikirannya saat Marshall menggenggamnya.

Suasana Kota Surabaya sore itu terik disinari matahari, jam masi menunjukkan pukul 3.30pm dan suasana Lapangan Basket Villa Bukit Mas masi terlihat senggang, hanya terlihat sesosok laki - laki berpakaian singlet duduk di pinggir lapangan sambil menyeka peluh yang menuruni dahinya. Laki - laki terlihat muram, raut mukanya yang biasanya ceria dalam beberapa minggu belakangan ini nampak biru setelah dia pulang dari Mt. Semeru. Dia yang sesungguhnya sudah menyiapkan semuanya dengan indah ternyata bukan pulang dengan membawa kabar bahagia melainkan pulang dengan membawa buah tangan berupa beberapa jahitan di dagunya. Ironis memang.

"Woiii", Ryan berteriak tepat dibelakang telinga Marshall, sukses membuat laki - laki itu terkaget dan menyumpahinya.
"Kampret lo Yan", Dipukulnya Ryan dengan menggunakan handuk bekasnya mengusap peluh
"Haish, lo kalau mukul pake yang bagus dikit napa Shall. Baju gue bau keringet lo nih sekarang. Rese' lo", Ryan mulai memasang muka marah dan Marshall hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya satu ini.
"Jadi ke Siloam?", Tanya Ryan yang reflek membuat Marshall kembali murung.
"Jadi, Ayo sekarang, Mau?", Cowok ganteng itu berdiri sambil mengemasi sepatu basket dan botol minumnya. "Mobil lo dimana?", Tanyanya lagi.
"Tuh, Disitu", Ryan menujuk kepada sebuah mobil Honda Jazz putih yang terpakir tidak jauh dari lapangan tempat mereka berada sekarang.

Selama perjalanan itu tidak ada sepata katapun yang terucap dari keduanya sampai akhirnya Ryan membuka percakapan.

"Lo masih sayang Dea setelah apa yang dia lakuin sama lo?. Gue masih gak nyangka Dea bisa sejahat itu sama lo", Ryan bertanya sekaligus menyatakan opininya.
"Entahlah, gue masi bingung dengan semua ini", Ucap Marshall sambil memengang dahinya yang terasa nyeri kembali.


Kamis, 06 Maret 2014

The Gift

Setiap manusia selalu punya keinginan dan setiap manusia pasti ingin mewujudkan keinginannya, walaupun manusia itu sendiri pada akhirnya tersadar jika hanya beberapa dari keinginan mereka yang bisa dicapai, yap gak semua.

Dua tahun yang lalu teman sebangku gue yang bernama Yeny Yustin bertanya pada gue "Lo nanti kalau punya pasangan pengennya yang kayak gimana?" Langsung gue jawab spontan "Yang baik, pinter, bisa main basket, bisa main piano dan mapan". Gue masih sangat ingat jelas dengan jawaban gue, gue juga tanya ke dia tapi sayangnya gue sudah lupa sama jawabannya :p. Hari ini, saat gue mengingat kejadian itu gue berpikir, bodoh banget ya gue dulu jawabnya gitu. Emang kalau dia pinter, bisa main basket, bisa main piano dan mapan bisa bikin gue bahagia. Dan diumur gue yang 18 ini dan di tahun ini gue hampir mati gegara kelempar ditabrak taxi, gue mulai nyadar bahwa sebenernya kita hidup itu bukan buat cuma nyari kesenangan dunia tapi juga buat nyari kesenangan akhirat. Haha mungkin gue telat banget jawab begitu tapikan lebih baik gue telat daripada gue gak sadar sadar :)

Dan gue juga menyadari satu hal lagi, kita emang sering minta yang macemc macem sama Tuhan, entah minta inilah entah minta itulah tapi terkadang Tuhan tidak memberikan seperti apa yang kita minta. Tuhan sebenarnya memberikan apa yang  yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan karena pada akhirnya apa yang kita inginkan itu gak akan kepake dan akan tersisih de gan apa yang kita butuhkan.

Dan jika sekarang teman sebangku gue itu tanya lagi gimana pasangan yang gue inginkan, gue akan menjawab gue butuh orang yang baik, orang yang bisa bikin gue nyaman, orang yang ibadahnya bagus biar bisa bimbing gue, orang yang mau diajak susah seneng barengbareng dan yang terakhir orang yang bertanggung jawab. Udah cukup gitu doang gak ribet ribet gak, karena itu yang gue butuh nantinya.

Kamis, 30 Januari 2014

You Are The Reason Why I'm Smiling Out

Kamu boleh marah pada dunia yang menurutmu tak adil
Kamu boleh marah pada mereka yang suka menjatuhkanmu
Kamu boleh marah pada keadaan karena ia tidak berpihak kepadamu
Tapi tolong jangan berdoa kepada Tuhan agar dia segera mencabut nyawamu

Aku selalu bersyukur karena pernah mengenalmu
Bersyukur karena kamu pernah ada dalam hidupku walau tidak lebih dari teman
Bersyukur karena mungkin hanya kepadaku kamu pernah berbicara sesuatu yang mungkin orang lain tak tahu

Aku tak peduli tentangmu yang terlihat kalem
Tentang kamu yang benci cicak
Tentang kamu yang super bersih
Atau tentangmu yang takut akan badut
Aku tidak perduli akan semua itu
Menurutku semua tentangmu begitu indah dimata ini

Aku pernah mengatakan kepadamu aku ingin berpindah
Namun aku berat meninggalkan suasana yang ada
Berat meninggalkan teman - teman yang sudah kukenal
Tapi setelah kupikir - pikir semua itu untuk apa?
Memberati sesuatu yang mungkin mereka tidak memberatiku
Salah satu dari mereka telah membunuh semangatku karena tidak masuk kelas selama lima pertemuan
Dan yang paling menyebalkan saat bertemu dengannya dia tersenyum seolah tidak terjadi apa apa

Kalau saja waktu bisa kuputar ulang, aku ingin menjadi anak biasa saja
Anak nerd dan antisosial yang tidak peduli sekitar
Tapi aku tidak bisa, it was happened

Tahukah kamu bahwa kamu adalah salah satu alasan mengapa aku tersenyum?
Tahukah kamu bahwa kamu adalah salah satu penyemangatku
Tidak kamu tidak tahu, oh bukan kamu tidak mau tahu

PM: Buat anak anak Pembinaan Pataga 2013 semangat buat diklatnya soon, love you guys ({})