Tangisnya pecah lagi kemarin dan itu tangis pertama yang gue
dengar setelah 5 bulan yang lalu, tangis yang biasanya keluar dari dia biasanya
penggambaran kalau saat itu dia benar-benar pada posisi not-fine. Dia temen gue
yang bernama Kal dan dia salah satu sahabat cewek terbaik gue. Kal sebenarnya
berada pada posisi yang menurut gue enak banget, dia dianugrahi kepintaran,
cantik, sikap yang baik namun sayang dia seorang yang agak tertutup jika
bersama dengan orang-orang yang tidak terlalu dekat dengannya. Gue mulai
mengenalnya semenjak duduk di bangku sekolah mengengah pertama, bukan dia bukan
anak yang satu sekolah sama gue kok, dia temen nongkrong gue.
Kemarin dia bercerita tentang dunianya, tentang apapun yang
menurut dia kenangan yang indah selama berada di Indonesia. Yap, sahabat gue
satu ini mau ngelanjutin kuliahnya diluar dan katanya sih gak balik tapi
entahlah gue gak tau tentang masa depan. Dia bercerita tentang Promnight yang
diadakan oleh sekolahnya, dia bercerita dia ditembak dengan dua orang temannya
diacara tersebut namun tak ada satupun yang diterimanya. Saat dia mulai
bercerita tentang keluarga dan seseorang yang dia cintai tangisnya
perlahan-lahan mulai turun (gue skype’an di facebook). Dia bercerita bahwa dia menyukai
seseorang yang dikenalnya satu bulan belakangan ini, Kal bilang orang tersebut
dapat membuatnya nyaman dan selalu tersenyum saat membaca chatnya. Tapi apa
daya Kal bilang perasaannya itu Cuma bertepuk sebelah tangan, orang yang
disukainya itu menyukai orang lain dan dia dengan sangat yakin bahwa orang itu
bukan dia padahal seseorang ini adalah alasan dari Kal selalu menolak orang
lain yang menyukainya. Gue sempat heran pertama-tamanya nih anak kenapa bisa
nangis gini, padahal sewaktu dia putus dengan mantannya dia tidak menangis.
Kadangkala seorang putri-pun juga bisa tidak mendapatkan apa
yang dia mau. Kita boleh berjuang mengejar apa yang kita inginkan tapi kita
harus berfikir realistis apakah yang kita inginkan tersebut dapat kita raih
atau tidak. Walau hati tidak bisa dipaksakan tapi hendaklah kita menghargai
perasaan orang lain yang mempunyai rasa pada kita, jangan menolak mereka secara
utuh. Karma does exist.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar